RENCANA PENINGKATAN KAPASITAS DAYA LISTRIK DARI 20
kVA MENJADI 60 kVA PADA PEMBANGKIT
LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) DI
DESA PADASUKA KABUPATEN CIANJUR-JAWABARAT
M. Hariansyah, Ir., M.T
PLTMH di desa Padasuka, telah dibangun pada tahun 1982, dengan kapasitas
daya sebesar 25 kVA. Pada mulanya digunakan untuk mensuplai daya listrik perkebunan teh, dan penduduk setempat.
Bertambahnya beban listrik membuat
kapasitas daya listrik yang ada sudah tidak mampu lagi mensuplay beban,
sehingga direncanakan untuk menambah
kapasitas daya listrik. Sehingga perlu dilakukan studi analisis lebih
lanjut. Tujuan yang ingin di capai adalah meningkatkan daya listrik terpasang
dari 25
kVA, menjadi 60 kVA, sesuai kemampuan daya teoritis PLTMH, debit air
tersedia, saluran penghantar air, menghasilkan
data beban listrik tersambung,
sehingga dapat direncanakan kapasitas
turbin dan generator, serta type
jaringan listrik, dan menghasilkan tegangan listrik yang konstan antara
-5% s.d + 10 % dari tegangan listrik efektif sesuai Peraturan Umum Instalasi
Listrik (PUIL 2000). Metodologi yang dilakukan adalah melakukan pengukuran ulang debit air ( Q), diamater pipa pesat
(d), tinggi jatuh air ( H), mendata jumlah beban terpasang, hingga dapat menentukan turbin dan generator.
Hasil yang diperoleh debit air (Q) di sungai mencapai 3,9 m3/dt, , serta
tinggi jatuh air 12 m, sehingga daya teoritis
PLTMH yang dapat dibangkitkan sebesar
450 kW. Sementara debit air yang
digunakan sebesar 0,9 m3/dt, dengan ketinggian jatuh air 12 meter, efisiensi
turbin 0,88 dan efisiensi generator 0,9, maka daya yang diperoleh sebesar 105
kW. Berdasarkan hasil survai pendataan beban listrik jumlah daya terpasang direncanakan sebesar 50,325
kW, sehingga dapat dipilih type
turbin Francis dan generator sinkron
kapasitas 60 kW atau 75 kVA.
1.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
PLTMH mulai dibangun pada tahun 1982 di desa Padasuka, Kecamatan Pegalaran Kabupaten
Cianjur Jawa Barat. Pada mulanya digunakan untuk keperluan
perkebunan Teh. Tenaga penggerak berupa
kincir air over shoot untuk menggerakan dynamo listrik. Unjuk kerja PLTMH sangat buruk, efisiensi daya listrik hanya 40
%, tidak aman dan mudah rusak. Daya
listrik yang dibangkitkan 20 kVA pada
sistem tegangan listrik 380/220 volt. (Yayasan Mandiri, 2007).
Beberapa upaya yang telah dilakukan
adalah memodifikasi instalasi PLTMH, mulai perbaikan bendungan, konstruksi
kincir air menggunakan plat baja, tetapi
masih banyak masalah karena berat dan tidak balance menyebabkan bantalan poros
mudah rusak, selain dari itu putaran kincir air sangat rendah ( 512 rpm), membutuhkan sistem
transmisi daya yang komplek, dan hasilnya tidak memuaskan, frekuensi listrik tidak stabil dan merusak
peralatan elektronik. Sementara beban
listrik setiap tahunya terus bertambah dari tahun 2002, 20 kVA dan pada
tahun 2006 menjadi 45 kVA (Yayasan
Mandiri, 2007).
Tujuan yang ingin dicapai adalah, meningkatkan daya listrik
terpasang dari 25 kVA, menjadi 60 kVA, sesuai kemampuan daya
teoritis PLTMH, debit air tersedia, saluran penghantar air, menghasilkan data
beban listrik tersambung, sehingga dapat direncanakan kapasitas turbin dan generator, serta
type jaringan listrik, dan menghasilkan
tegangan listrik yang konstan antara -5% s.d + 10 % dari tegangan listrik
efektif sesuai Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL 2000).
1.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian PLTMH adalah pembangkit listrik yang menggunakan tenaga
air sebagai media utama untuk penggerak turbin dan generator. Tenaga mikro
hidro, dengan skala daya yang dapat dibangkitkan 5 kilo watt hingga 50 kilo
watt. Pada PLTMH proses perubahan energy kinetic berupa (kecepatan dan tekanan air), yang
digunakan untuk menggerakan turbin air dan generator listrik hingga
menghasilkan energi listrik(NOTOSUDJONO, D.
2002).
2.1 Prinsip kerja PLTMH
Secara teknis, mikrohidro mempunyai tiga komponen utama yaitu air sumber
energi, turbin dan generator. Air yang mengalir dengan kapasitas tertentu
disalurkan dengan ketinggian tertentu
melalui pipa pesat menuju rumah instalasi (powerhouse). Di rumah
instalasi, air tersebut akan menumbuk turbin sehingga akan menghasilkan energi
mekanik berupa berputarnya poros turbin. Putaran poros turbin ini akan memutar
generator sehingga dihasilkan energi listrik. Secara skematis ditunjukkan pada gambar 2.1. berikut ini :
Gambar 2.1 Skema
PLTMH
Cara kerja PLTMH sebagai berikut:
a. Aliran sungai dibendung agar
mendapatkan debit air ( Q) dan
tinggi jatuh air (H), kemudian air yang
dihasilkan disalurkan melalui saluran penghantar air menuju kolam penenang,
b. Kolam penenang dihubungkan dengan
pipa pesat, dan pada bagian paling bawah di pasang turbin air.
c. Turbin air akan berputar setelah
mendapat tekanan air ( P ), dan perputaran turbin dimanfaatkan untuk
memutar generator,
d. Setelah mendapat putaran yang constan maka generator akan menghasilkan
tegangan listrik, yang dikirim kekonsumen melalui saluran kabel distribusi (
JTM atau JTR).
2.2 Pendekatan Analisis
Pendekatan
analisis
yang digunakan umumnya bersifat parametrik ZUHAL, 1981). Secara teoritis daya
yang dapat dibangkitkan oleh PLTMH
dilakukan dengan pendekatan :
Dimana :
ρ :
Masa jenis air (kg/m3)
Q : Debita air dalam (m3/dt)
H : Tinggi jatuh air dalam (m)
Daya teoritis PLTMH tersebut di atas, akan berkurang setelah melalui turbin dan
generator, yang diformulasikan sebagai
berikut :
Dimana :
eff T : Efisiensi Turbin
antara ( 0,8 s/d 0,95)
eff G :
Efisiensi Generador ( 0,8 s/d 0,95)
Perkiraan beban tersambung ( SUBROTO, I . 2002).
Dimana : n =
banyaknya pelanggan
P = Daya listrik pada tiap pelanggan ( Watt)
Kecepatan medan putar di dalam generator sinkron dinyatakan oleh persamaan :(THERAJA, BL. 2001).
Kecepatan putar
rotor tidak sama dengan kecepatan medan putar, perbedaan tersebut dinyatakan
dengan slip :
Dimana :
s = slip
ns = kecepatan medan putar stator (rpm)
nr = kecepatan putar rotor (rpm)
Dan daya maksimum
yang di hasilkan dirumuskan :
Dan efisiensi dituliskan :
2.3 Survei potensi
Peninjauan
lapangan untuk survai potensi ini bersifat pengecekan/konfirmasi hasil desk
study terhadap situasi-kondisi lokasi yang sebenarnya. Survai potensi ini
sering juga disebut sebagai survai identifikasi lokasi. Disamping
mengidentifikasi lokasi, di dalam survai potensi juga dilakukan evaluasi,
modifikasi dan sebagainya sehingga prospek selanjutnya dari rencana lokasi
tersebut dapat diperkirakan. Tidak selalu bahwa lokasi yang dimaksud akan
mempunyai prospek untuk dilanjutkan ke tahap berikutnya. Ada kalanya suatu
lokasi terlihat sulit untuk dikembangkan, kemungkinan karena faktor kondisi air
sungainya, situasi topografinya, sulit dan jauh dari lokasi penduduk.
Kegiatan
pokok di dalam lapangan (survai, pengukuran, dan lain-lain) pada survai potensi
antara lain sebagai berikut :( WIBAWA,U.
2006)
a. Gambaran pencapaian lokasi, kondisi yang ada.
b.
Pengukuran
debit sesaat dari aliran air sungai.
c.
Pengukuran tinggi jatuh (head).
d.
Menentukan beberapa alternatif susunan konfigurasi dari
PLTMH, yaitu gambaran di lapangan mengenai posisi-posisi lokasi bangunan utama
PLTMH (bendung, intake, saluran, kolam, pipa pesat, gedung pembangkit, tail
race, switchyard, jalan masuk, rute jaringan, dll).
e. Survai-survai yang berhubungan dengan aspek-aspek tersebut di
atas yakni topografi, hidrologi, geologi/geoteknik, sistem kelistrikan, metode
pusat beban, sosial-ekonomi, fasilitas-fasilitas yang mendukung, sumber
material dan data pendukung lainnya.
Adapun
karakteristik potensi untuk menentukan tingkat prospek pengembangan PLTMH
adalah sebagai berikut :
(MASONYI, 2007)
a.
Kapasitas lebih dari 100 kW.
b.
Kemiringan dasar sungai minimum 2 % atau debit air relatif
besar.
c.
Jarak PLTMH ke pusat beban, maksimum 20 km.
d.
Teknis pelaksanaan mudah.
Tahap survai potensi dalam hal ini harus dapat menghasilkan
prediksi secara awal bahwa potensi PLTMH yang dimaksud cukup layak untuk
dikembangkan.
2.3.1 Tinggi
Jatuh air (Head)
Penentuan debit dan head pada PLTMH mempunyai
arti yang sangat penting dalam menghitung potensi tenaga listrik.Seperti pada
gambar 2. Variabel debit “diwakili” oleh jumlah rata-rata bulan kering dalam
satu tahun. Artinya dicari areal-areal yang jumlah bulan keringnya kecil atau
bahkan tidak ada bulan keringnya sama Pengukuran
debit air (Q) sungai pada dasarnya terdapat banyak metode pengukuran debit air.
Untuk sistem konversi energi air skala besar pengukuran debit bisa berlangsung
bertahun-tahun. Sedangkan untuk sistem konversi energi air skala kecil waktu
pengukuran dapat lebih pendek, misalnya
untuk beberapa musim yang berbeda saja. (WIBAWA,U. 2006). Tingkat kemiringan yang diwakili oleh indikator gradien
skematik, semakin miring areal, semakin besar kemungkinan untuk ditemukannya
head yang cukup untuk PLTMH.
Gambar
2.2. Pengukuran tinggi jatuh air
Gradien
skematik rata-rata dirumuskan sebagai berikut : . (WIBAWA,U. 2006)
Dimana :
h1
= Elevasi titik tertinggi (m)
h2 =
Elevasi titik terendah (m)
A = Luas areal (m2)
1.3.2
Pengukuran Debit air
Terdapat banyak metode pengukuran debit air. Sistem konversi energi air
skala besar pengukuran debit dapat berlangsung bertahun-tahun. Sedangkan untuk
sistem konversi energi air skala kecil waktu pengukuran dapat lebih pendek,
misalnya untuk beberapa musim yang berbeda saja. . (WIBAWA,U. 2006) Menegukur
luas permukaan sungai, dan kecepatan aliran air sungai dapat dilakukan seperti
langkah – langkah pengukuran berikut: ( SUBROTO, I . 2002).
a. Pengukuran kedalaman
sungai dilakukan di beberapa titik
berbeda X1 – Xn (seperti ditunjukkan gambar 2.3).
b.
Lebar sungai (l)
dimisalkan 10 m.
c.
Hitung kedalaman rata-rata, menggunakan rumus:
d. Luas diperoleh dengan
mengalikan kedalaman rata-rata dengan lebar sungai, yaitu :
A = X(rata). l
Mengukur kecepatan aliran sungai
(v), langkah – langkah pengukuran:. Carilah bagian sungai yang lurus dengan
panjang sekitar 20 meter, dan tidak mempunyai arus putar yang menghambat
jalannya pelampung. ( SUBROTO, I . 2002)
A.
Ikatlah sebuah pelampung
kemudian dihanyutkan dari titik t0 – t1 seperti terlihat pada gambar 2.3
berikut.
a. Pengukuran luas permukaan sungai b. Pengukuran kecepatan
aliran air sungai
Gambar 2.3 Pengukuran luas permukaan dan kecepatan aliran sungai
B. Hal ini dilakukan 5 kali
berturut – turut kemudian catat waktu tempuh pelampung tersebut (t0
– t1) dengan menggunakan stopwatch.
C.
Hitunglah waktu tempuh
rata-rata dari pelampung tersebut, yaitu :
trata = (sigma t) / n
D. Kecepatan aliran air
sungai (v) diperoleh dengan membagi
jarak sungai (s) dengan waktu tempuh rata-rata dari pelampung tersebut, yaitu :
(t0 – t1),
v = s / trata
Setelah luas dan
kecepatan aliran sungai diketahui, maka besar debit pada sungai tersebut dapat
dianalisis:
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi
dan Waktu Penelitian.
Lokasi
penelitian dilaksanakan di Desa Padasuka Kecamatan Pegalaran Kabupaten Cianjur
Jawa Barat. Lama waktu penelitian selama satu tahun ( Juni 2006 hingga Juni
2007), dimulai survai lapangan hingga laporan akhir.
3.2 Pelaksanaan
Survay Lapangan.
Pelaksanaan survey dan
kerja lapangan meliputi:
a.
Pengukuran
ulang head (h) dan debit air (Q).
b.
Pengecekan
kondisi bendungan
c.
Pengecekan
pipa pesat
d.
Pengecekan
turbin dan generator serta proteksinya
e.
Pendataan
beban listrik dikonsumen.
3.3 Alat dan Bahan Kerja Survey Lapangan.
Beberapa
unit alat dan bahan kerja yang perlu disipakan:
a. Alat
keselamatan kerja, seperti P3K, sepatu boat, tali pendaki gunung, sarung
tangan, dan helm atau topi.
b. Alat
Kerja, rol meter, alat tulis, slang plastic, papan mistar, serta beberapa alat
pendukung lainnya.
3.4 Alat Ukur dan Pengujian
Beberapa alat ukur
dan alat pengujian yang digunakan adalah, debit meter 1 unit, spidometer 1
unit, volt meter, amper meter dan watt
meter masing-masing satu unit, osiloskop kapasitas 20MHz, unit dan taco meter 1 unit, serta beberapa Mini Circuit Breaker.
3.5 Perlengkapan
Fasilitas Penelitian
Perlengkapan fasilitas yang digunakan untuk melakukan penelitian
terdiri:
a. Perlengkapan Teknik
Sipil berupa bendungan air, saluran penghantar dan kolam air.
b. Perlengkapan Mekanik
berupa, pipa pesat, turbin, gear box, dan governor.
c. Perlengkapan Listrik
berupa generator singkron, alat control dan proteksi serta alat-alat pengukuran
listrik ( volt meter, amper meter, cos phi meter, watt meter dan frekuensi
meter serta beberapa alat ukur lainnya.
d.
Alat-alat
pendukung lainnya.
3.6 Pengolahan
Data.
Setelah
data terkumpul dilakukan pengolahan dan analisis data, agar pelaksanaan dan
keputusan yang diterapkan menjadi
efisien. Data yang diperoleh berupa:
a.
Data
heat dan debit air
b.
Data
beban konsumen terpasang
c.
Data
saluran penghantar air
d.
Data
turbin
e.
Data
pipa pesat
f.
Data
Generator
g.
Data
Jaringan Listrik Tegangan Rendah ( JTR).
4. HASIL DAN BAHASAN
4.1 Data Debit dan Tinggi jatuh air.
Setelah
dilakukan pengukuran ulang diperoleh tinggi jatuh air 12 meter dan debit air di sungai Cisuka
pada musim kemarau 2,6 m3/dt dan pada musim hujan mencapai 5,2
m3/dt, dan rata-rata debit harian
3,9 m3/dt. Mengacu
persamaan (2.1), maka daya listrik yang dapat dibangkitkan secara teoritis :
P = 9,8 x 3,9 x 12
= 460 kW.
Debit air dan tinggi
jatuh air diperlihatkan pada gambar 4.1 berikut.
Sumber: Foto Lalu
& M. Hariansyah, Juni 2006.
Gambar 4.1 Pengukuran
Debit air Sungai
4.2 Data Beban Konsumen
Beban konsumen di Desa Padasuka dibedakan
menjadi 2 kelompok, beban pada rumah permanen 450 VA atau 383 Watt, pada factor kerja 0,85 standar PT.PLN, rumah semi permanen 250 VA atau 213 Watt. Tercatat
63 rumah permanen sudah termasuk 4 unit bangunan fasilitas social,
dan 123 rumah semi permanen. Mengacu kepada persamaan diatas diperoleh perkiraan daya tersambung
PT
= ( 63 x 383) + ( 123 x 383)
= 50,325
kW, perkiraan pada saat beban maksimum.
Kondisi
beban tersambung diperlihatkan pada table 4.1 berikut.
Tabel 4.1 Data Beban Terpasang
1.3 Data saluran penghantar Air.
Debit
air yang ada di sungai Cisuka, tidak dimanfaatkan semua untuk menggerakkan
turbin, dari bendungan air disalurkan melalui saluran penghantar air, dengan
ukuran panjang saluran air 328 meter,
lebar permukaan atas saluran 1,4 meter,
lebar bagian bawah 1,0 meter, dan kecepatan aliran air di dalam saluran
penghantar air 0,83 m/dt. Mengacu pada persamaan (2.10 hingga 2. 14) diperoleh
debit yang masuk kesaluran penghantar:
Q = (1,2 m2 x 0,83 m/dt )
= 0,996 m3/dt.
Saluran
penghantar air diperlihatkan pada gambar 4.2 berikut.
Sumber: Foto Lalu ,
PLTMH Padasuka, Januari 2007.
Gambar 4.2 Saluran
penghantar air
1.3 Data Pipa Pesat dan data Turbin.
Panjang
pipa pesat dari kolam penampung air hingga keturbin 44 meter, dengan ketinggian
jatuh air 12 m, kemiringn pipa pesat 30o, serta diameter
dalam pipa pesat 600 mm, dan diameter luar 760 mm, menggunakan pipa baja.
Kecepatan air di dalam pipa pesat 3,52
m/dt. Sehingga debit air yang mengenai
sudu turbin mengacu persamaan ( 2.10 –
1.14) sebesar:
Q =
0,283 m2 x 3,52 m/dt
=
0,996 m3/dt.
Turbin
yang dipergunakan untuk memutar generator jenis turbin air Franciss, dengan
karaketristik ketinggian jatuh air yang ideal untuk turbin ini 8 hingga 100 m,
kapasitas 100 kVA, dan putaran 512 rpm, sehingga diperlukan gearbox tranmisi
putaran dari 512 rpm menjadi 1.500 rpm untuk memutar generator, dan efisiensi turbin mencapai 88 %. Mengacu pada persamaan (2.2), maka daya listrik yang keluar dari
turbin:
PT
= 9,8 x 0,996 x 12 x 0,88
= 117 kW
Generator
yang digunakan adalah generator sinkron, dengan kapasitas daya 80 kVA, tegangan listrik efektif 400/232
volt, frekeunsi 50 Hz, dan efisiensi 90 % ,putaran 1500 rpm, buatan Hitachi, tahun 2005. Mengacu persamaan (2.2), maka daya keluar dari
generator adalah:
PG
= PT. effg
= 117 x 0,9
= 105 kW, adalah daya keluaran maksimum PLTMH
Padasuka.
Foto
pipa pesat dan turbin air serta generator desa Padasuka diperlihatkan pada gambar 4.4
berikut.
Sumber: Foto Lalu ,
PLTMH Padasuka, Maret,
2007.
Gambar 4.3 Pipa pesat, turbin dan Generator
4.5 Pengukuran Tegangan, arus dan beban listrik.
Data
jaringan listrik menggunakan system radial, panjang jaringan dari Power house
ke pusat beban terjauh 720 meter, dengan drop tegangan 1,03 % masih dalam batas standar PUIL 2000
yaitu sebesar 5 %.
Hasil
pengamatan grafik arus dan tegangan menggunakan osiloskop 20 MHz, Yokogawa, 2
Chanel, dan grafik pengamatan beban diperlihatkan
pada gambar 4.4 berikut. Pengamatan dilakukan oleh operator petugas
PLTMH pada saat beban puncak pukul 24.00
s.d 00.00, pada tanggal 22 Juni 2007. Hasil pengamatan dibuat dalam bentuk tabel beban, kemudian dibuat grafik beban listrik, dapat dilihat
pada tabel 2 berikut.
Gambar 4.4. Gelombang arus dan tegangan output dari PLTMH
Pemakaian energy listrik selama 24 jam diperlihatkan pada table berikut.
Tabel 2. Pengukuran Besran Listrik
Dan bentuk dari grafik beban listrik diperlihatkan pada gambar 4.5 berikut.
Gambar 4.5 Grafik Daya listrik setiap jam
4.6 Efisiensi PLTMH
Efisiensi adalah
perbandingan daya output maksimum dengan daya input yang dapat dibangkitkan.
Mengacu persamaan ( 2.7) dihasilkan efisiensi :
Dari perhitungan diatas
didapatkan efisiensi sebesar 79 %.
4.7 Manfaat Untuk Masyarakat.
Manfaat penerapan
PLTMH di Indonesia adalah sebagai berikut : ( MARTIN J. 2000)
Meningkatkan Kualitas hidup
masyarakat:
- Memberikan penerangan (lampu), dengang kualitas lebih baik, sehingga jam belajar dan beraktifitas lebih panjang;
- Membukakan akses pada informasi (radio, Televisi, internet);
- Memberikan akses pada sumber air minum dan pertanian
- Menciptakan bisnis baru didesa (jadi distributor/service center yang mampu dilakukan oleh Koperasi,
- Menciptakan lapangan kerja di desa (penjualan dan service center memerlukan banyak tenaga lokal);
- Menciptakan Tenaga Teknisi di desa.
- Mengatur tata lahan air, untuk irigasi pertanian.
Gambar 4.6
menunjukkan manfaat PLTMH di masyarakat khususnya di pedesaan.
Sumber: Foto, M. Hariansyah. Agustus 2007. ( Padasuka-Kab.
Cianjur)
Gambar
4.6. Manfaat PLTMH untuk masyarakat Pedesaan
5.
KESIMPULAN
Berdasarkan
uraian yang telah dikemukakan di atas, maka kesimpulan yang dapat diambil dari peningkatan
kapasitas daya listrik dari PLTMH di Padasuka dari 25 kVA menjadi 60 kVA
dapat dilakukan dengan cara:
a.
Debit
air sungai yang tersedia cukup besar
yaitu 3,9 m3/dt,
sementara yang dimanfaatkan hanya 0,996 m3/dt, dan dapat menghasilkan daya listrik 105 kW. pada
ketinggian jatuh air 12 meter, efisiensi turbin 88%, dan generator 90%,
sehingga dari debit 0,996 m3/dt tersebut di atas masih banyak yang terbuang.
b.
Beban maksimum 42 kW, terjadi pada pukul 09.00
– 12.00 dan 17.00 – 22.00, dan rata-rata konsumsi energy listrik sebanyak 702
kWh perhari, sementara daya terpasang 60 kVA atau 51 kW.
c. Tegangan
listrik yang dibangkitkan pada saat melayani beban maksimum dan minimum
berkisar 378 – 382 volt ( system phasa-ke phasa), masih memenuhi ketentuan PUIL
2000 yaitu ( - 5 % s.d + 10 % ) dari
tegangan efektif.
6.
DAFTAR PUSTAKA
Buyer, A. 2008. Micro Hydro Power System . Natural Resources Canada.
Notosudjono, D. 2002. Perencanaan PLTMH di Indonesia.
BPPT. Hal 68.
Mandiri. Y, 2007. Perencanaan
PLTMH- Padasuka. Yayasan Bina Desa Mandiri. Bandung
Masonyi.
2007. Water
Power Development. Volume – 1. Low Head
Power Plants.
Akademiai Kiado, Budapest.
Mashudi, D. 2005. Pembangkit Energi Listrik. Erlangga. Jakarta. Hal 138.
PUIL. 2000. Peraturan
Umum Instalasi Listrik. PLN. Jakarta. Hal 602
Subroto, I. 2002. Perencanaan
PLTM di Indonesia. BPPT. Jakarta
Theraja, BL.2001 . Electrical of Tehnology.
8 th. Prentice Hall International
Inc. New York. 1.215 hal.
Wibawa, U. 2006. Sumber Daya Energi. Universitas Brawijaya. Malang. Hal
128.
Zuhal. 2001. Dasar Tenaga Listrik dan
Elektronika Daya. Jembatan,
Jakarta, Hal 88.
7 komentar:
terima kasih, bermanfaat banget, artikelnya.
kalau untuk sistem informasi analisis PLTMH, ndak sudah ada pak
www.istanakacasouvenir.wordpress.com
Apabila jarak power house dengan rumah yang terjauh 2 km berapa daya yang terbuang?tolong Info nya. Makasih
pak, saya sedang menyusun tugas akhir mengenai optimasi mikrohydro
bisa minta detail biaya untuk pembangunan sebuah PLTMH ga pak? dan harga sebuah generator mikrohydro daya 600kva sampai berapa ya?
terimakasih
herunoegroho@gmail.com
Dear..
Pemakaian stik grounding yang mau kita pasang dalam 8 megawatt brpa pak??
Dear..
Pemakaian stik grounding yang mau kita pasang dalam 8 megawatt brpa pak??
MAU TANYA SY MAU BIKIN PLTMH PAKAI ALTERNATOR MOBIL DG KAPASITAS NANTI 300W.
SAYA TIDAK TAHU SPEK DARI ALTERNATOR TERSEBUT. MOHON BANTUANNYA PARA GURU,,,BISA DI SMS KE 082113926240. MKSH MASTER GURU
Yth
Perusahaan Kontraktor / Suplier
(Pimpinan Perusahaan / Finance)
Di Tempat,
From: M. Nasir
Contact : 0812 83334422 / 021-85907632
PT. TEGAR MANDIRI BERSAUDARA
(Jasa Penerbitan Bank Garansi & Asuransi)
Alamat : Jl Arjuna Raya No 38, Matraman, Jakarta Timur
Office : 021- 85908022, 021-85907632
Fax : 021- 8590 7982
Email : tegargroup@gmail.com / tegarmandiri489@yahoo.com
Dengan Hormat,
Perkenalkan kami dari PT. TEGAR MANDIRI BERSAUDARA (Insurance Brokerage) dimana perusahaan kami telah di tunjuk untuk memasarkan penerbitan Bank Garansi & Surety Bond bahkan perusahaan kami telah di Back Up oleh Perusahaan Asuransi Kerugian Swasta Nasional Maupun BUMN. adapun prihal penawaran sbb:
JENIS JAMINAN :
1.Jaminan Penawaran / Bid Bond.
2.Jaminan Pelaksanaan / Peformance Bond.
3.Jaminan Uang Muka / Advance Payment Bond.
4.Jaminan Pemeliharaan / Maintenance Bond.
Lines Of Insurance
1. CustomBond
2. Asuransi Cargo
3. Construction All Risk ( CAR )
4. Public Liabillity/ Product Liability
5. Comprensive General Liability (CGL)
6. Erection All Risk ( EAR )
7. Workman Compensation Liability ( WCL )
8. Auto Mobile Liability ( AL ). Marine Hull
From : M. Nasir
PT. TEGAR MANDIRI BERSAUDARA
Alamat : Jl Arjuna Raya No 38, Matraman, Jakarta Timur
Nomer HP : 0812 83334422. / 021- 85907632
Office : 021- 85908022, 021-85907632
Fax : 021- 8590 7982
Email : tegargroup@gmail.com / tegarmandiri489@yahoo.com
.....
2 Lampiran
Posting Komentar